- 4 hari lalu
Studi terbaru ungkap efek kafein pada otak saat tidur. Temuan mengejutkan tentang perubahan aktivitas otak dan implikasinya bagi kesehatan kognitif.
Amazon baru saja mengumumkan rencana investasi senilai $20 miliar untuk membangun dua kompleks pusat data di Pennsylvania. Ini merupakan investasi terbesar dalam sejarah negara bagian tersebut. Yang menarik, salah satu kompleks akan terhubung langsung dengan pembangkit listrik tenaga nuklir.
Kevin Miller, wakil presiden pusat data global Amazon Web Services, mengungkapkan bahwa satu kompleks akan dibangun di utara Philadelphia. Kompleks lainnya akan berdiri di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir Susquehanna di timur laut Pennsylvania. Amazon berencana mendapatkan pasokan listrik langsung dari pembangkit ini.
Proyek ini mendapat sambutan positif dari Gubernur Pennsylvania, Josh Shapiro. Ia menyebutnya sebagai langkah awal untuk menarik talenta muda kembali ke negara bagian tersebut. "Sudah terlalu lama kita menyaksikan talenta-talenta Pennsylvania pergi. Sekarang saatnya kita membangun kembali komunitas ini," ujar Shapiro dalam konferensi pers.
Namun, rencana Amazon ini juga mengundang pengawasan dari otoritas federal. Kesepakatan antara Amazon dan Talen Energy, pemilik utama pembangkit nuklir Susquehanna, kini sedang ditinjau oleh Komisi Regulasi Energi Federal (FERC). Talen Energy sebelumnya telah menjual pusat data dan lahan di dekat pembangkit kepada Amazon seharga $650 juta tahun lalu.
Kesepakatan ini akan memungkinkan Amazon menggunakan hingga 960 megawatt listrik, atau sekitar 40% dari total output pembangkit. Jumlah ini cukup untuk menyuplai lebih dari setengah juta rumah. Namun, FERC memblokir kesepakatan ini atas dasar prosedural dan masih melakukan peninjauan lebih lanjut.
Investasi besar-besaran Amazon di sektor pusat data tidak hanya terjadi di Pennsylvania. Sejak awal 2024, perusahaan ini telah berkomitmen sekitar $10 miliar untuk proyek serupa di Mississippi, Indiana, Ohio, dan North Carolina. Langkah ini diambil untuk memperkuat infrastruktur mereka dalam menghadapi persaingan dengan raksasa teknologi lainnya, terutama di tengah meningkatnya permintaan untuk produk AI.
Pertumbuhan pesat AI telah mendorong kebutuhan akan pusat data yang memerlukan banyak energi. Bagi perusahaan teknologi besar, menghubungkan pusat data langsung ke pembangkit listrik bisa menghemat waktu bertahun-tahun dibandingkan mendapatkan listrik melalui jaringan listrik yang sudah padat.
Meski demikian, kesepakatan semacam ini menimbulkan kekhawatiran. Ada pertanyaan apakah memasok listrik langsung ke perusahaan teknologi besar akan mengurangi ketersediaan listrik bagi konsumen lain. Selain itu, skema ini juga berpotensi menghindari biaya perbaikan jaringan listrik.
Sementara Amazon terus memperluas jejak pusat datanya, FERC masih meninjau kasus ini. Keputusan akhir dari lembaga regulasi tersebut akan sangat menentukan masa depan strategi energi Amazon dan mungkin juga berdampak pada industri pusat data secara keseluruhan.