
- 4 hari lalu
Monitor gaming terbaru dari Acer hadir dengan teknologi OLED, FreeSync Premium Pro, dan opsi refresh rate tinggi hingga 500Hz.
Bayangkan sebuah chip komputer yang tidak hanya mengenal angka 0 dan 1. Inilah yang kini menjadi kenyataan di China. Negeri Tirai Bambu ini baru saja memulai produksi massal chip non-biner pertama di dunia, sebuah inovasi yang berpotensi mengubah wajah industri penerbangan dan manufaktur.
Proyek ambisius ini dipimpin oleh Profesor Li Hongge dan timnya dari Universitas Beihang di Beijing. Mereka berhasil memecahkan masalah krusial pada sistem lama dengan memadukan logika biner tradisional dan logika berbasis probabilitas. Hasilnya? Sebuah chip dengan toleransi kesalahan dan efisiensi daya yang belum pernah ada sebelumnya.
Teknologi chip saat ini menghadapi dua tantangan besar: dinding daya dan dinding arsitektur. Chip konvensional terlalu boros energi, sementara chip baru seringkali sulit berintegrasi dengan sistem lama. Sejak 2022, tim Profesor Li telah mencari solusi untuk masalah ini.
Jawaban mereka adalah sistem Hybrid Stochastic Number (HSN). Sistem ini menggabungkan angka biner biasa dengan angka berbasis probabilitas, menciptakan performa yang lebih baik. Berbeda dengan logika biner yang menggunakan variabel 0 dan 1, komputasi probabilistik memanfaatkan sinyal tegangan tinggi untuk merepresentasikan nilai-nilai berbeda.
Menariknya, pendekatan probabilistik ini membutuhkan lebih sedikit perangkat keras. Namun, ada satu kelemahan: proses komputasinya lebih lambat karena cara kerjanya yang unik dalam merepresentasikan nilai.
Tim Profesor Li tidak berhenti di situ. Mereka mengembangkan chip pintar untuk layar sentuh pada 2023, menggunakan teknologi proses 110-nanometer dari Semiconductor Manufacturing International Corporation. Setahun kemudian, mereka menciptakan chip baru untuk pembelajaran mesin dengan proses CMOS 28 nm standar.
Chip terbaru ini tidak hanya mengandalkan HSN, tetapi juga algoritma komputasi dalam memori yang mengurangi kebutuhan pemindahan data antara memori dan prosesor. Hasilnya? Penghematan energi dan efisiensi yang lebih tinggi. Chip ini juga menggunakan desain system-on-chip (SoC) yang memungkinkan penanganan beberapa tugas secara bersamaan.
Saat ini, chip tersebut telah diaplikasikan dalam sistem kontrol pintar seperti layar sentuh. Fungsinya antara lain menyaring noise latar belakang untuk mendeteksi sinyal lemah dan meningkatkan interaksi pengguna dengan perangkat.
Profesor Li mengungkapkan bahwa timnya sedang mengembangkan set instruksi dan desain chip khusus untuk komputasi probabilistik hibrid. Mereka berencana menggunakan chip ini di bidang pemrosesan suara dan gambar, mempercepat model AI besar, serta menangani tugas-tugas kompleks lainnya.
"Chip saat ini sudah mencapai latensi komputasi on-chip di level mikrodetik, menyeimbangkan akselerasi perangkat keras berkinerja tinggi dan fleksibilitas pemrograman perangkat lunak," ujar Li.
Meski terobosan China dalam chip AI non-biner hibrid ini sangat menjanjikan, penting untuk tetap realistis. Masih ada beberapa tantangan yang harus diatasi, seperti keterbatasan kompatibilitas dan ketidakpastian jangka panjang terkait penggunaan chip ini.